Setelah empat hari kami dikarantina di salah satu Hotel di Batam, sejak hari Senin (2/12/2019) kini saatnya aku bersama dua puluh tiga orang peserta untuk menyiapkan asesment dari master asesor besok pagi. Sebagaimana agenda yang sudah dijadwalkan panitia, proses asesmen akan dilaksanakan pada hari Jum'at, namun kepastiannya menunggu nama master asesor dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
Dikutip dari Wikipedia, BNSP merupakan lembaga independen yang dibentuk pemerintah untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Badan ini bekerja untuk menjamin mutu kompetensi dan pengakuan tenaga kerja pada seluruh sektor bidang profesi di Indonesia melalui proses sertifikasi kompetensi kerja bagi tenaga kerja, baik yang berasal dari lulusan pelatihan kerja maupun dari pengalaman kerja.
Titi, salah satu staff dari Organizer (Pelaksana) kegiatan mengingatkan kami unyuk segera mengirimkan nama calon kandidat yang akan kami gunakan untuk membantu proses asesmen kami. Jadi dalam proses asesmen kami nantinya para peserta pelatihan yang mengambil sertifikasi calon asessor akan diuji kompetensinya dalam melakukan proses asesmen. Singkatnya, kami diuji untuk menguji.
Sambil merencanakan dan menyiapkan dokumen aku mencoba menghubungi Arif, supaya bersedia membantuku untuk mengikuti asesmen esok. Syukurnya Arif menyanggupinya, dengan satu syarat jangan pagi hari, karena itu waktu untuknya memejamkan mata. Aku sanggupi saja, namun tetap dengab perasaan was-was, mengingat Arif tipikal orang yang bergantung dengan moodnya.
Dokumen telah selesai aku print, artinya kegiatan merencanakan asesmen telah ku laksanakan. Sambil menenangkan pikiran, aku rebahkan badanku di kasur hotel.
Hotel tempat kami menginap merupakan salah satu hotel legendaris. Manajemen hotel sangat lihai menjaga eksistensi hotel, karena tidak sedikit hotel yang seumurannya sudah tutup.
Dahulu, Batam menjadi hub/jembatan bagi wisatawan lokal yang ingin ke Singapura atau Malaysia. Entah sekedar jalan-jalan atau berobat.
Batam dahulu memiliki keistimewaan dibanding daerah lain. Namun setelah kebijakan bebas visa di Asean untuk seluruh daerah di Indonesia, Batam tidak lagi sepenuhnya menjadi jembatan ke negeri jiran itu.
Mungkin itu salah satu berkurangnya pengunjung hotel di Batam. Tentu ini hanya dugaan ku saja, karena faktanya masih perlu diurai dalam penelitian yang lebih komprehensif.
Sebelum makan malam tiba, kami dikumpulkan oleh panitia ke aula tempat kami belajar. Dengan badan terkulai, ku langkahkan kakiku menuju ruangan tersebut. Semua peserta telah berkumpul, sepertinya tinggal aku saja yang belum duduk di tempat.
Pak Nurhalim selaku perwakilan dari Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam beserta Mbak Dian selaku Direktur EO yang menyelenggarakan kegiatan dan Pak Sutarmo selaku Master Asesor yang mendampingi kami selama empat hari sudah duduk di meja depan secara berurutan.
Tak lama berselang Pak Halim begitu beliau dipanggil memberikan pengumuman kepada kami.
"Proses asesmen diundur karena master asesor yang akan menguji belum ada. Sampai sekarang panitia masih belum mendapatkan nama master asesor penguji dari BNSP" tegas Pak Halim.
Mbak Dian kemudian menjelaskan kronologisnya, bahwa saat ini seluruh master asesor yang dimiliki BNSP sedang bertugas ke berbagai daerah di Indonesia. Master asesor yang awalnya dijadwalkan hadir secara mendadak mengabarkan bahwa kondisi kesehatannya yang menurun sehingga mengurungkan niatnya untuk datang ke Batam.
"Selain permintaan asesmen dari berbagai daerah, kemaren BNSP juga melaksanakan kegiatan, sehingga beberapa master asesor mengalami kelelahan" ujar Mbak Dian dengan suara terbata-bata.
"Karena tidak ada master asesor yang bisa hadir ke Batam pada tanggal tersebut, sehingga agenda hari Jum'at yang seharusnya adalah proses asesmen secara otomatis tidak bisa dilaksanakan" lanjutnya sambil menyeka kedua matanya, sepertinya air mata yang memang sudah ditahannya sedari tadi.
Setelah menghela nafas sebentar, Mbak Dian melanjutkan pengumumannya bahwa pelaksanan asesmen baru bisa dilaksanakan hari Sabtu (lusanya) karena di tanggal tersebut baru ada master asesor yang bisa dijadwalkan untuk ke Batam.
"Jadi silahkan Bapak dan Ibu persiapkan kembali kebutuhan untuk asesmen, sambil mematangkan persiapan bapak ibu masih disediakan penginapan dan konsumsi hingga pelaksanaan asesmen dilaksanakan Sabtu nanti" ucap mbak Dian yang ditanggapi dingin para peserta pelatihan calon asesor ini.
Kemudian Pak Halim kembali mengambil kendali, mengajak seluruh peserta untuk tetap semangat mempersiapkan proses asesmen Sabtu nanti.
"Jadi, besok kita tetap hadirkan asesi kita (partner yang akan menjadi kandidat dalam simulasi asesmen), agar bisa kita matangkan persiapan nanti" ujarnya menggebu.
Pak Halim memang memiliki semangat yang luar biasa untuk memajukan diri. Pernah suatu ketika beliau memberitahukan kepada kami bahwa beliau sudah berlangganan google drive dengan kapasitas sebesar satu tera.
Luar biasa menurutku untuk orang seumuran beliau yang tak lama lagi memasuki masa persiapan pensiun. Beliau sangat interest terhadap pengembangan ilmu dan teknologi.
Setelah pengumuman itu, hampir sebagian peserta pelatihan bergegas menghubungi calon asesi yang akan membantu mereka saat asesmen nanti. Aku, memilih untuk duduk didepan printer sambil mencetak dokumen yang akan digunakan untuk asesmen, kemudian kembali ke kamar untuk sekedar menonton video yang ada di youtube.
Sebenarnya aku sendiri tidak terlalu tahu kenapa aku sampai dalam proses ini. Semua bermula ketika Pak Sigit salah satu rekan satu profesiku sebagai dosen di kampus mengubungiku dan akan mendaftarkan namaku untuk suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Disnaker Batam. Saat itu aku sanggupi saja, untuk sekedar menambah pengetahuan saja. Tak lama, Pak John yang juga dosen di kampus yang sama dengan kami juga mendaftarkan namaku untuk mengikuti kegiatan yang sama.
Mungkin saat itu panitia juga heran, kenapa ada satu nama yang sama dengan dua pendaftaran. Sebenarnya aku juga tidak tahu kalau itu untuk kegiatan yang sama. Heheheee.
Setelah menunggu dan memanfaatkan hari Jum'at untuk mempersiapkan segala kebutuhan asesmen. Kini tibalah pada saat yang ditunggu-tunggu.
Sabtu pagi, setelah sarapan aku bergegas ke kampus Uniba tempatku bekerja. Sebenarnya jam kerja kami hanya dari Senin sampai Jum'at saja, namun karena ada undangan dari teman-teman himaprodi Fakultas Ekonomi maka aku harus kesana.
Awalnya aku ragu untuk berangkat, karena terlalu mepet dengan pelaksanaan asesmen. Jujur, untuk pelaksanaan asesmen kali ini aku merasa sangat gugup. Karena banyak dialog yang harus aku ingat dan pahami. Aku merasa diserang pada titik kelemahanku.
Darisanalah muncul sedikit rasa dendamku sama Dian. Apalagi setelah tadi malam diumumkan bahwa calon pengujiku adalah master asesor yang dikenal sangat tegas dan runut. Ah, emosiku memuncak kalau mengingat itu.
Sempat terbesit niatan untuk tidak menghubungi Dian lagi, karena aku merasa selalu dimasukkan ke jurang, dijebak dalam suatu keadaan yang aku sendiri tidak nyaman.
"Ada senior yang pernah bilang, jalani aja dulu, tidak ada yang tidak bisa" ucapnya saat itu, waktu aku melayangkan protes.
Tentu itu sindiran dia terhadapku. Dian yang sedang aku bicarakan barusan adalah Mbak Dian yang aku ceritakan diatas, Direktur Pelaksana Kegiatan Pelatihan Calon Asesor. Aku malas menggunakan kata "mbak" dalam beberapa paragraf ini, karena emosiku memuncak saat mengingat kejadian itu.
Kami memang masih terhitung satu almamater sekolah. Jika dirunut, Dian adalah juniorku ketika masih di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Batam. Sebenarnya aku tidak terlalu mengenal dia ketika di sekolah.
Kami kenal ketika di kegiatan pertama dimana dia juga sebagai direktur pelaksananya. Waktu itu Harry yang juga peserta kegiatan memberitahuku kalau Dian adalah junior kami di sekolah. Hary merupakan junior satu tingkatku saat di SMKN 1 dan juga ketika di Politeknik Batam.
"Dian itu anak STM dulu bang, aku tahu dia" ujar Hary sambil menunjuk Dian saat itu.
Aku tak begitu mengenal Dian saat di sekolah dulu. Aku mencoba menggunakan mesin waktu dalam memoriku. Terlihat seorang anak perempuan yang memang menjadi idola murid kelas tiga yang merupakan kawan-kawan seangkatanku waktu itu.
Jadi Dian adalah anak kelas satu ketika aku sudah duduk di kelas tiga. Yang aku ingat sepertinya dia yang paling sering berinteraksi dibawah pohon ketika menunggu apel pulang.
Dari pertemuan itulah silaturrahmi kami berlanjut, apalagi Dian juga merupakan Ketua Pengarah LSP Digital TIK dan aku juga diminta mengajar serta memberikan beberapa coaching untuk karyawan di lembaga kursus miliknya.
Kata-kata yang dia bilang tadi adalah, apa yang sering aku sampaikan ketika memberikan coaching untuk karyawannya. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi kalau kita tidak mencobanya terlebih dahulu, yang penting kita persiapkan segala sesuatunya dengan maksimal.
Sambil ku kemudikan motorku menuju kampus, aku mengucapkan berbagai kalimat yang akan dipakai dalam dialog skenario asesmen. Naskah dialog ini aku dapatkan dari materi yang diajarkan master asesor dan mengelaborasikannya dengan materi dari youtube dan internet.
Hampir sepanjang perjalanan aku seperti dukun yang komat kamit membaca mantra, atau bahkan seperti orang gila yang ngomong-ngomong sendiri sepanjang jalan. Arghhhh. Serasa seluruh darahku naik ke ubun-ubung saat mengingat kejadian itu.
Rasa gugup ini bukannya makin hilang, malah makin menjadi-jadi. Jam sudah menunjukkan pukul 10.30WIB maka segera ku akhiri materi tentang kepemimpinan dan organisasi untuk mahasiswa. Hampir 90menit aku paparkan materi tersebut. Kemudian aku bergegas kembali ke Hotel dan mempersiapkan proses asesmen.
"Sayang, ayooo" teriak Istriku yang terdengar cukup jelas.
Segera ku ambil gayung yang sudah berisi air dan menyiramkannya ke badan, semburan air tumpah membasahi badan. Meskipun dingin namun tetap menyegarkan.
Entah siapa yang memulai duluan, tapi memang ritual di dalam kamar mandi itu benar-benar membuka semua dimensi dalam otak. Meskipun beraroma tidak sedap, naum ruangan itu benar-benar keramat, banyak ide dan gagasan yang muncul saat berada di dalam ruang sepetak yang ukurannya kadang tidak lebih dari satu meter persegi itu.
Untuk sementara, aku sudahi dulu cerita tentang pengalaman mengikuti pelatihan calon asesor BNSP yang berliku ini. Aku sudah janji untuk mengajak keluarga kecilku pergi mencari sarapan bersama. Akhir pekan memang aku manfaatkan untuk keluarga, meskipun kebanyakan juga masih aku pakai untuk berkegiatan atau sekedar membaca buku. Hari ini tujuan kami adalah sarapan di rumah adikku, karena sarapannya sudah disiapkan oleh Ibu ku sebelumnya.
Terima kasih sudah membaca cerita ini sampai akhir, sepertinya anda lagi tidak ada kerjaan sampai-sampai rela membuang waktu untuk hal unfaedah ini. Mudah-mudahan, setelah ini rejeki anda semakin berlimpah dan banyak kerjaan supaya tidak sempat lagi membaca cerita antah berantah ini. Komen amiinn jika anda setuju. Hehehee
"Bang, sudah dimana ?" Sekilas isi pesan diujung ponselku. (Pelatihan Calon Asesor BNSP - Bersambung)
Post Top Ad
Your Ad Spot
Minggu, 15 Desember 2019
Pelatihan Calon Asesor BNSP Yang Berliku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Post Top Ad
Your Ad Spot
Author Details
Seorang ayah yang ingin belajar tentang kehidupan dan belajar untuk bisa menulis
Amin
BalasHapus